background img

The New Stuff

REVIEW JELANG PERTANDINGAN EL CLASICO MADRID - BARCA 22 NOVEMBER 2015

REAL MADRID - BARCELONA

Sebelumnya kami memberikan Head 2 Head 2 Tim Madrid - Barca 2 pertandingan terakir 

Head2Head Madrid-Barca

Jelang  El Clasico Madrid - Barcelona minggu besok, ke 2 tim dipusingkan dengan sejumlah masalah cedera para pemain utama nya, dimana Madrid sederet daftar cedera pemain bertahan ( bek dan kiper) sedang Barca bermasalah dengan deretan pemain daya gedor/ penyerang yang cedera.

Badai cedera, di mana pun, tentu "menguntungkan" pemain-pemain cadangan. Tak terkecuali di tubuh Madrid. Pemain seperti Casemiro, Isco Alarcon, Lucas Vazquez, dan Denis Cherysev mendapatkan kesempatan bermain. Terutama untuk Casemiro, beberapa jurnalis menyebutkan kembalinya Casemiro dapat melengkapi dan memperkuat pos gelandang bertahan yang keropos semenjak kepergian Xabi Alonso ke Bayern Munich.

Di posisinya itu, Real Madrid dihuni Luka Modric dan Toni Kroos. Keduanya dinilai masih memilih kelemahan dan kurang mampu memberikan rasa aman yang cukup bagi lini bertahan Los Blancos. Hal tersebut dikarenakan tipikal kedua pemain tersebut, khususnya Toni Kroos, adalah gelandang serang, dan bukan gelandang bertahan.

Casemiro mulai memikat sejak berhadapan melawan Atletico Madrid di pekan ketujuh. Sejak itu ia mulai rutin mengisi pos gelandang bertahan dan membuat posisi Kroos serta Modric lebih ke depan untuk membantu trio lini serang Madrid. Meski pakem awal Real Madrid adalah 4-3-3, namun ketika bertahan mereka menyesuaikan diri dengan 4-2-3-1. Salah satu di antara Kroos dan Modrid menemani Casemiro di lini tengah.
REAL MADRID 4-3-3
Dipasangnya Casemiro bisa dianggap sebagai langkah cukup cerdas dari Benitez. Selain untuk menetralisir serangan dari tim lawan sedari lapangan tengah, Casemiro juga sering menempatkan dirinya di antara dua bek tengah Real Madrid yaitu Sergio Ramos dan Raphael Varane. Itu ia lakukan terutama ketika Marcelo ataupun Dani Carvajal sedang melakukan overlap.

Casemiro secara perlahan akan menyesuaikan posisinya dan Sergio Ramos pun akan bergeser dengan sendirinya ke sisi yang ditinggalkan oleh Marcelo meski ia tidak bermain terlalu melebar di dekat touchline seperti selayaknya bek sayap. Intinya, pergerakan Casemiro dan Ramos ini hanya untuk mempertahankan kompaksi bertahan dari Real Madrid jika salah satu atau kedua bek sayap masih belum kembali ke posnya.

Performa Casemiro yang bagus ini tentu dampak dari keberhasilan peminjaman yang ia alami bersama FC Porto. Masa peminjaman itu membuatnya mendapatkan jam terbang yang cukup dan terbukti berhasil memperbaiki penampilannya. Apalagi Madrid juga tidak memberikan ekspektasi yang terlalu besar kepada Casemiro. Ini membuatnya bisa tampil dengan lebih rileks dan tak terlalu terbebani.

Gaya Bertahan Real Madrid

Selain cederanya pemain bertahan (bek), cederanya sang idola baru, Keylor Navas, juga menjadi persoalan serius Real Madrid dalam beberapa pertandingan terakhir ini. Sejak pekan kesepuluh, gawang Real Madrid yang dijaga Kiko Casilla telah kebobolan empat gol hanya dari dua pertandingan saja. Sedangkan Keylor Navas hanya kebobolan tiga gol dari sembilan pertandingan. Rasio kemasukan yang begitu mencolok ini tentu menjadi salah satu tolok ukur pentingnya sosok kiper asal Kosta Rika di bawah mistar gawang Real Madrid.

Ini menjadi persoalan serius menjelang El Clasico. Dan itu dipersulit dengan absennya Sergio Ramos, Marcelo, dan Carvajal yang masih menderita cedera.

Permainan Marcelo yang eksplosif, bahkan mampu menopang Cristiano sampai di area sepertiga akhir lawan, tidak sepadan dengan Nacho yang terbiasa bermain sebagai bek tengah. Penempatan posisi yang "nanggung" dari bek sayap Madrid (termasuk Nacho) saat melawat ke Sevilla juga disinyalir sebagai penyebab terjadinya gol-gol Sevilla.

Sedangkan posisi yang ditinggalkan Carvajal, sejauh ini mampu digantikan dengan baik oleh Danilo. Bahkan, pemain yang musim lalu memperkuat Porto tersebut, mampu menceploskan satu gol saat Madrid menggilas Celta Vigo. Danilo, bersama Casemiro, adalah pemain inti sang pelatih Porto, Julen Lopetegui, sepanjang musim lalu.

Jika ditelisik lebih jauh, hampir seluruh gol yang bersarang di gawang Real Madrid merupakan hasil eksploitasi lawan pada sektor bek sayap Madrid yang kerap terlambat turun. Baik saat dikawal oleh Carvajal-Marcelo, Danilo-Marcelo ataupun Danilo-Nacho, pasangan bek sayap Madrid terkadang menyisakan lubang untuk dimanfaatkan lawan.

Selain lubang yang menganga karena ditinggalkan para bek sayap, Madrid juga punya persoalan kala menghadapi lawan yang rajin mencoba menerobos celah half-space (ruang antara bek tengah dan bek sayap). Bek sayap Real Madrid sering terpancing bermain hampir rapat dengan bek tengah sehingga di tepi lapangan akan lebih terbuka bagi lawan. Lawan bisa leluasa mengirimkan umpan silang. Jika tidak melakukan umpan silang, pemain lawan di sisi terluar ini juga bisa leluasa menahan serangan untuk membangun ulang serangan jika pertahanan Real Madrid dirasa kelewat rapat.

REAL MADRID STRATEGI FORMASI MENYERANG
Solusi untuk Laga El Clasico

Rafael Benitez condong mempertahankan garis pertahanan rendah. Rafa tak segan hanya meninggalkan Ronaldo seorang di lini depan dengan keleluasaan bergerak yang maksimal. Sejauh ini, pilihan taktik itu tidak buruk-buruk amat.

Saat mengalahkan Paris Saint-Germain di laga Liga Champions, cara menumpuk pemain di area pertahanan sendiri seraya membiarkan Cristiano berdiri bebas di depan mampu menggagalkan Zlatan Ibrahimovic cs. untuk mencetak gol. Dan, sekali lagi, Keylor Navas menjadi pahlawan dengan menggagalkan banyak peluang dari lini serang PSG.

Pada akhirnya, bagaimanapun, cara bertahan Real Madrid yang menngandalkan garis pertahanan rendah, serta agresivitas dan penempatan posisi Casemiro, sebetulnya sudah merupakan langkah yang tepat. Inilah cara paling masuk akal untuk meminimalisir serangan lawan.

Selama Casemiro tak terpancing keluar jauh dari posisinya, maka semakin kecil pula peluang lawan untuk menembus lewat lini tengah. Belum lagi posisi Modric ataupun Kroos yang sering bergantian membentuk barikade poros ganda bersama Casemiro saat melapis bek tengah Los Blancos.

Jika problem cedera berlalu, dengan Marcelo, Carvajal, dan Keylor Navas kembali, implementasi taktik Rafa bisa saja berjalan dengan jauh lebih baik. Mampu menyerang dengan sangat luwes, bertahan dengan solid serta kepiawaian Keylor Navas di bawah mistar, itu modal berharga untuk terus memepetkan jarak dengan Barcelona di tabel klasemen.

Laga El Clasico yang tinggal hitungan hari mungkin akan menjadi ujian sesungguhnya. Apalagi laga tersebut dilangsungkan di Santiago Bernabeu. Keharusan memenangkan pertandingan tentu menjadi beban sekaligus motivasi yang membuat, kadang, laga El Clasico tak sekadar soal taktik dan strategi. Melainkan juga hasrat, emosi, ambisi, dan kemarahan.


0 comments:

Post a Comment



-
WIB

My Ping in TotalPing.com
Flag Counter


Powered by KEZIE

AGEN BOLA CASINO TOGEL ONLINE PILIHAN DAN TERPERCAYA

AGEN BOLA CASINO TOGEL ONLINE PILIHAN DAN TERPERCAYA
SARANA 303

Popular Posts